Teng Tinkerbell, Segelintir Anak Penopang Eksistensi Budaya Madura

Teng Tinkerbell adalah salah satu sanggar seni budaya asal Sumenep, Madura yang masih berada dalam jalur perjuangan dalam upaya melestarikan budaya bangsa Indonesia, utamanya budaya Madura. Sanggar ini memanfaatkan semangat generasi muda untuk bersama-sama menjaga warisan leluhur budaya Madura.

Sanggar ini ibarat sebuah telaga di tengah tandusnya ekosistem budaya bangsa, mari kita melihat lebih dalam mengenai Sanggar Teng Tinkerbell ini.

Asal Usul Nama Teng Tinkerbell

Banner Sanggar Teng Tinkerbell. Foto : Dok. Pribadi

Sanggar Teng Tinkerbell ini berada di sebuah desa yang terbilang masih menjaga budaya Madura utamanya Sumenep. Penamaan sanggar ini berasal dari kata “Teng” dan “Tinkerbell”. Kata Teng sendiri adalah kata yang diambil dari suara khas gamelan saat mengiringi berbagai penampilan seni kebudayaan. Sedangkan Tinkerbell diambil dari nama ikonik tokoh kartun Tinkerbell.

Nama itu diambil dikarenakan mayoritas yang menjadi penggerak sanggar ini adalah anak-anak. Dimana tokoh Tinkerbell sangat lekat dengan kesukaan anak-anak.

 

Keberadaannya Didukung Masyarakat

Seni tari di lakukan oleh anak-anak sanggar. Foto : Dok. Pribadi

Keberadaan Sanggar sangat didukung oleh warga sekitar. Hal ini terbukti dengan banyaknya para orang tua di sekitar sanggar yang tidak ragu dan bahkan mendukung anak-anaknya untuk ikut aktif dalam belajar kebudayaan Madura. Hal ini tentunya dapat menjadi contoh untuk para orang tua lainnya di luar sana.

Salah satu faktor yang juga mengakibatkan sanggar Teng Tinkerbell ini dapat lebih mudah diterima masyarakat adalah biaya untuk dapat belajar di sini Gratis tanpa ada iuran bulanan. Bahkan untuk mengikuti even-even keluar daerahpun dibiayai oleh sanggar. Dana tersebut didapat dari sang pemilik yang sudah dari awal mendirikan sanggar ini ditujukan benar-benar sebagai bentuk pengabdian terhadap budaya.

Baca juga:  Liburan Ke Kota Tua Jakarta? Jangan Lupa Coba 8 Kegiatan Ini

 

Mengajarkan Berbagai Jenis Seni Kebudayaan

Seni musik dimainkan oleh anak-anak sanggar. Foto : Dok. Pribadi

Sanggar Teng Tinkerbell mengajarkan berbagai jenis kebudayaan Madura, seperti Seni Pertunjukan, Drama, Tari, Musik tradisi, dan lain lain. Sanggar ini tidak hanya menerima dan mempelajari kesenian yang diturunkan dari para pendahulu, di sini mereka juga berkarya dan menyalurkan kreatifitasnya dalam bentuk tarian-tarian baru yang tak meninggalkan budaya. Tarian-tarian baru yang diciptakan dipadukan dengan tarian modern sampai berbagai macam seni pertunjukan.

Beberapa hasil karya dari sanggar ini adalah 12 judul tarian dan seni pertunjukan yang sudah tak terhitung jumlahnya. Salah satu judul seni pertunjukan paling sukses dari sanggar ini adalah “Cebbhing Parékas dan Angar Tak Méloh”.

Sanggar Seni Sarat Prestasi

Seni pertunjukan yang berupa drama tari ini sudah pernah diikutkan even dalam rangka pembukaan Grand City, Malang. Dalam even itu sangggar Teng Tinkerbell memperoleh penghargaan sebagai 5 penyaji terbaik se-Jawa Timur.

Untuk even-even seperti ini tentunya diperluakan berbagai kostum untuk mendukung penampilan dari berbagai pertunjukan. Untuk menghemat biaya, maka sanggar ini membuat kostum sendiri yang tepatnya dibuat oleh istri sang pemilik sanggar yang kebetulan juga sangat pandai dalam menjahit.

Setiap kali tampil untuk sebuah even, para pemain yang masih kebanyakan anak-anak tidak hanya di biarkan begitu saja tanpa adanya sebuah imbalan. Para pemain diberi konsumsi dan mereka juga diberi imbalan yang biasa mereka sebut ‘Uang Job’.

Para pelatih di sanggar Teng Tinkerbell ini adalah sang pemilik sendiri dan anaknya yang sudah sangat terlatih dan terampil dalam kebudayaan Madura terutama tari.

Sang anak inilah yang memproduksi berbagai jenis tarian baru yang sedikit beraroma modern namun sangat kental akan budaya. Selain diajari oleh sang ayah yang sudah banyak makan garam tentang kebudayaan, sang anak juga menempuh kuliah di bidang seni untuk memperdalam wawasannya.

Baca juga:  Mencicipi Ratusan Menu Kuliner Roti Canai

 

No Responses

Reply