Kompleks Candi Muaro Jambi, Jejak Sriwijaya di Kota Jambi
Sebelum berkembang menjadi negara republik seperti sekarang ini, Indonesia dikenal sebagai daerah kerajaan yang wilayahnya tersebar di berbagai pelosok negeri. Diantaranya ada di Provinsi Jambi. Hal ini di buktikan dengan keberadaan Candi Muaro Jambi yang diyakini sebagai peninggalan kerjaan Sriwijaya.
Seiring berjalannya waktu candi ini bukan lagi hanya sebatas bukti kehidupan di era kerjaan tapi telah menjelma menjadi destinasi wisata bagi masyarakat umum terkhusus untuk penggemar sejarah.
Nah, berikut ini telah dirangkum hal hal menarik dari Candi Muara Jambi. Yuk simak ulasannya
Salah Satu Kawasan Candi Budha Terluas di Asia Tenggara
Komplek Candi Muara Jambi termasuk salah satu Kawasan Candi Budha terluas yang ada di Asia Tenggara. Kawasan percandian ini diperkirakan 12 kali lipat luas dari Candi Borobudur di Kabupaten Magelang Jawa Tengah. Saking luasnya, candi candi di area ini memiliki jarak yang cukup jauh satu sama lain. Bahkan keberadaan candi candinya pun tersebar dari area perkebunan, pemukiman masyarakat, hingga pabrik yang berada di sekitar.
Meski jumlahnya diperkirakan hampir mencapai ratusan, namun sejauh ini masih banyak diantaranya yang tertimbun tanah. Hanya sembilan candi yang sudah bisa dinikmati pengunjung hasil dari eskavasi pada tahun 1980. Sembilan candi tersebut adalah Candi Koto Mahligai, Kedaton, Gedong Satu, Gedong Dua, Gumpung, Tinggi, Telago Rajo, Kembar Batu, dan Candi Astano.
Desain Arsitektur Bangunan yang Unik dan Barang Peninggalan Masa Lalu
Candi candi yang ada di kompleks Percandian Muaro Jambi memiliki keunikan bangunan dibandingkan candi candi yang tersebar di Pulau Jawa. Menurut para ahli bahan baku bangunan candi di kompleks percandian ini bukan berasal dari batu kali atau batu alam seperti yang biasa di jumpai di candi lain, melainkan dari batu bata merah dimana setiap batu terdapat pahatan relief. Selain itu bila dilihat lebih seksama dari corak arsitekturnya, candi candi di tempat ini di dominasi oleh corak khas peninggalan sejarah Budha seperti Budha Tantarayana. Meski demikian ada juga beberapa bangunan yang dicirikan dengan sentuhan ajaran Hindu
Selain peninggalan bangunannya yang khas, di kompleks Percandian Muaro Jambi juga ditemukan barang barang peninggalan masa lalu yaitu, Arca Prajnaparamita, Dwarpala, Umpak Batu, Gajah Simha, Lesung Batu, Gong Perunggu hingga Mantera Budhis yang tertulis pada kertas emas. Oh ya, selain bangunan candi dan sisa barang peninggalan yang telah disebutkan di atas, juga terdapat sebuah bangunan peninggalan lainnya berupa gundukan tanah menyerupai bukit yang diduga merupakan hasil buatan manusa zaman dahulu. Oleh masyarakat setempat gunung kecil tersebut disebut Bukit Sengalo atau Candi Bukit Perak. Bila hendak mengunjungi tempat ini pengunjung harus berhati hati karena bahan dasar dari bukit ini adalah bata merah yang mudah rusak.
Dibangun Sejak Berabad Abad Lalu dan diresmikan sebagai KWST pada tahun 2011
Berdasarkan perkiraan pakar purbakala, candi di Muaro Jambi adalah jejak peninggalan kerajaan Sriwijaya yang dibangun sekitar abad ke-7 Masehi hingga 12 Masehi. Kompleks percandian ini pertama kali dilaporkan pada tahun 1824 oleh seorang letnan Inggris bernama S.C. Crooke. Saat itu Sang Letnan melakukan penelitian aliran sungai untuk kepentingan militer. Barulah pada tahun 1975, pemerintah Indonesia mulai melakukan pemugaran yang serius yang dipimpin R. Soekmono.
Berdasarkan bentuk dan luasnya area Percandian Muaro Jambi, diduga kemungkinan besar dahulunya adalah kota kerajaan yang menjadi pusat peradaban masa lampau. Seiring berkembangnya zaman dan semakin banyaknya masyarakat yang berkunjung, pada tahun 2011 oleh presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY) daerah ini diresmikan sebagai Kawasan Wisata Sejarah Terpadu (KWST). Hingga kini, kawasan candi ini selalu ramai pengunjung yang tertarik mengenal sejarah dan kebudayaan masa lampau.
Akses dan Fasilitas
Komplek Percandian Muaro Jambi terletak di desa Nuaro Jambi, Kecamatan Muaro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi. komplek ini juga sangat dekat dengan sungai batang hari dan berjarak sekitar 26 Km ke arah timur Kota Jambi. Akses untuk sampai di lokasi dapat ditempuh lewat perjalanan darat dari Kota Jambi dengan waktu tempuh 45 menit. Tidak ada kendaraan khusus yang mengantar pengunjung untuk sampai di lokasi. Jadi jika tidak memiliki kendaraan pribadi teman traveler bisa menyewa mobil di Kota Jambi dengan biaya sewa sekitar Rp.300.000/hari. Sedangkan jika memilih kendaraan motor bisa mengendarai ojek dengan biaya sekitar Rp. 20.000 per sekali jalan hingga ke lokasi.
Setelah sampai di lokasi kamu harus terlebih dahulu membeli tiket masuk senilai Rp 10.000/orang. Di lokasi kamu bisa menikmati fasilitas yang tersedia. Fasilitas yang bisa kamu nikmati diantaranya adalah beberapa candi yang telah dipugar, telaga, spot jajanan, sepeda untuk berkeliling komplek, toilet, mushola, museum, hingga tempat bersantai bareng keluarga. Bila kamu datang pada hari di akhir pekan atau pada hari libur biasanya tempat ini akan selalu ramai pengunjung dan kerap diadakan festival.
Nah, itulah sekilas mengenai kompleks percandian Muaro Jambi. jadi, tunggu apa lagi, silahkan kunjungi dan beri penilanmu sendiri.
Related Posts
Mau Tahu Budaya dan Sejarah Orang Minang, Datang Saja ke Museum Adityawarman
Siapa bilang datang ke museum tak menarik? Orang mungkin akan bilang apa menariknya datang ke museum. Hanya ada benda kuno. Justru di sini daya tariknya.
Read moreMenikmati Danau Gunung Tujuh yang Mistis Nan Eksotis
Berbicara tentang kabupaten Kerinci memang tidak akan ada habisnya. Pesona keindahannya baik dari wisata alam hingga wisata budaya sangatlah menggoda untuk disambangi.
Read morePesona Wilayah Pesisir Tanjung Jabung Barat Jambi
Tanjung Jabung Barat adalah salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Jambi. Kabupaten ini berjarak 157,2 Km dari Kota Jambi. Sebagai salah satu wilayah dataran rendah, ternyata kabupaten ini menyimpan potensi yang belum banyak terpublish.
Read more