Pernah Melancong ke Negara yang Terpapar Corona? Ini Langkah-langkah yang Mesti Dilakukan

Dunia pariwisata menjadi salah satu sektor yang paling terpukul oleh adanya wabah corona atau Covid-19 yang kini melanda berbagai negara di dunia. Nyaris semua destinasi wisata ditutup.

Venesia, kota eksotis dan romantis di Italia, kini bak kota mati. Tak ada lagi para pelancong di kota kanal tersebut. Perahu-perahu yang biasanya hilir mudik mengantar pasangan turis di kanal yang mengelilingi Venesia, kini banyak terparkir. Tidak ada pelancong yang berani datang di ke Venesia di tengah pandemi Covid-19.

Semua destinasi wisata di Italia, tutup. Italia sendiri telah memberlakukan kebijakan untuk me-lockdown negaranya. Jumlah kematian akibat corona di Italia, kini terbanyak di dunia. Melampaui jumlah korban di Wuhan, kota yang disinyalir tempat munculnya virus itu untuk pertama kalinya. Ribuan orang Italia, dilaporkan meninggal. Tiap hari, ratusan orang meninggal karena corona.

Menara Eiffel, destinasi wisata romantis di tengah Kota Paris, favorit jutaan turis, juga sepi. Apalagi, setelah Perancis memberlakukan lockdown untuk membendung penyebaran virus Covid-19 yang telah menelan banyak korban jiwa di negara tersebut.

Beberapa negara bagian di Amerika Serikat juga melakukan langkah yang sama, menutup wilayah. New York, adalah salah satunya. Pun, Negara Spanyol. Juga telah memberlakukan lockdown negaranya. Arab Saudi, Iran, dan hampir semua negara, termasuk Indonesia, melakukan pembatasan-pembatasan bagi warganya.

Sekolah-sekolah diliburkan. Mal, restoran dan kafe, diminta tutup. Begitu juga dengan tempat wisata. Sekarang ini, apapun kegiatan yang membuat banyak orang berkumpul dibubarkan. Polisi dan tentara di turunkan, biar warga patuh untuk berdiam di rumah masing-masing. Mengisolasi diri. Menjaga jarak satu sama lain. Dan menjaga kesehatan tubuh masing-masing.

Nah, bagi kamu yang pernah melancong misalnya ke negara-negara tujuan para turis, seperti Italia, Perancis, Amerika Serikat, Spanyol, atau bahkan dari Bali sekali pun, mesti waspada. Jika memang pernah berwisata ke sana, ke negara-negara turisme, baiknya simak apa yang perlu kamu lakukan. Ya, sebagai jaga-jaga saja. Bentuk antisipasi saja, memastikan tidak ada gejala kena virus yang kini telah jadi pandemi dunia ini.

Baca juga:  Ladies, 4 Kegiatan Ini Bisa Bikin Ngabuburit Kamu Tetap Asyik Meski di Rumah Aja

Berikut, langkah-langkah yang mesti diketahui dan perlu dilakukan bagi yang pernah bepergian ke negara-negara yang telah terkonfirmasi jadi episentrum penyebaran virus Covid-19 dalam 14 hari.

Rasakan Gejala Demam, Flu, Batuk dan Sesak Nafas Segera Periksakan Diri ke RS Rujukan

Sumber foto : Unsplash.com/jusdevoyage

Jika ya, kamu pernah dan saat ini mengalami beberapa gejala seperti demam lebih kurang dari 38 celcius, pilek, batuk dan sesak napas, baiknya segera hubungi 119 Extension 9 atau periksakan diri ke rumah sakit rujukan Covid-19 di daerah kamu. 

Tetap Mengkarantina Diri Meski tak Merasa Ada Gejala Infeksi Virus

Sumber foto: Unsplash.com/Mark Claus

Tapi jika kamu tidak merasakan gejala seperti demam, pilek, batuk dan sesak nafas, bukan berarti bebas keluar rumah. Karena kamu pernah berkunjung ke negara arau daerah endemis Covid-19 19 dalam 14 hari terakhir maka kamu harus mengkarantina diri kamu sendiri selama 14 hari terhitung setelah kontak atau kunjunganmu ke negara atau daerah yang telah terjangkit virus Corona atau Covid-19 tersebut.

Setelah 14 Hari Karantina Baru Ada Gejala Infeksi, Segera Hubungi Nomor 199 dan RS Rujukan

Sumber foto: Pexels.com

Nah, jika selama 14 hari karantina kamu merasakan atau mengalami demam lebih kurang 38 derajat celcius, pilek, batuk dan sesak nafas, segera hubungi nomor 119 Extension 9 atau periksakan diri ke rumah sakit rujukan Covid-19 di daerah kamu masing-masing. Tapi jika tidak merasakan gejala itu, ya kamu tidak perlu memeriksakan diri ke rumah sakit. Tapi ingat, selalu jaga kesehatanmu. Terapkan social distancing dan physical distancing dengan disiplin. Sampai wabah ini benar-benar hilang. 

Kota berdoa semoga obatnya  yang bisa mengobati virus ini hingga sembuh segera diketemukan. Dan, vaksin yang kini pengujiannya tengah dikebut para ilmuwan di berbagai dunia, bisa berhasil dengan memuaskan. 

Reply