TMII: Love the sky

Mari kita bernostlagia sejenak… Saya inget pernah ke TMII, setidaknya ada poto kenangan waktu study tour SMP, dipoto di depan gerbangnya. Setelah itu, gak ada poto-poto lagi, dalemannya TMII kayak apa saya nggak tau. Yang saya ingat, saya terkapar di suatu klinik, ya masih di TMII, mabuk daratan. Mungkin saya satu-satunya siswa di sekolah waktu itu yang tau klinik-nya TMII (bangga dong).

Sekarang udah gengsi, masak naek kendaran masih suka mabuk-mabukan. Lagian dari Slipi mah tinggal naek 46 atau P6 ke UKI, habis itu sambung angkot merah ke TMII, naek taksi pun gak masalah, tarif lama paling sekitar 15 rebu dari UKI.

Kenapa bisa nyasar ke TMII? Ceritanya ada rombongan piknik dari kampung saya, 2 bus, ortu pada ikut. Tujuan utamanya adalah mesjid Kubah Emas Dian al Mahri Depok. Sebagai anak yang baik dan jarang pulang tentu ini merupakan kesempatan emas untuk bertemu ayah ibu dengan cara lumayan murah (gak perlu pulang!). Sayangnya yang tadinya mau ke Depok dulu, batal karena saya dan kakak kesiangan, gak sempet kesana, dan disuruh langsung ke TMII aja.
Ya udahlah kepanjangan ceritanya…
tmii1
Pagi itu cerah, tidak basah….

tmii2 Angin semilir… tmii4 Awan ber-arak riang… Saya suka langitnya waktu itu, biru berawan, kayak di luar negeri (kayak pernah aja). Walaupun hanya pagi hari aja sih. Menjelang siang, langit khas Jakarta yang kelabu seperti berkabut mulai mendominasi. Orang-orang pun cukup ramai, maklum hari libur. Ada pertunjukan kuda lumping pula. Buat jalan-jalan bareng keluarga masih lumayan menyenangkan. Tiket masuk Rp 9000/orang.
comments powered by Disqus

Related Posts

Minus 10 Derajat di Negeri Es

Hari Minggu kemaren nyoba jalan-jalan ke [Ancol][1], diajakin sama temen. Baru pertama kali itu saya ke Ancol, eh mungkin waktu SMP pernah, cuman gak inget apa-apa.

Read more

Gudeg Adem Ayem Solo, Lezat dan Menjadi Langganan Tetap Para Pejabat

Rumah Makan (RM) Adem Ayem Solo berhadapan langsung dengan rumah dinas walikota Surakarta atau Loji Gandrung. Tepatnya di Jl. Slamet Riyadi 342, Kelurahan Penumping, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta.

Read more

Kendati Sudah Mereda, Tips Wisata Usai Pandemi Ini Tetap Perlu Kalian Terapkan

Meski sudah ada pelonggaran, ada beberapa tips wisata usai pandemi yang perlu menjadi perhatian. Kesehatan tetap merupakan urusan utama yang perlu mendapat kepedulian tinggi, termasuk faktor-faktor penting yang lain.

Read more