Destinasi

Keindahan Air Terjun Sri Gethuk di Yogyakarta

Selain menyandang gelar sebagai pusat budaya Jawa, Yogyakarta mempunyai banyak sekali obyek wisata alam yang tersebar di berbagai area. Jika kalian ingin menemukan tempat bernuansa air, salah satu referensi terbaiknya adalah berkunjung ke Air Terjun Sri Gethuk. Lokasinya ada di Desa Menggoran, Kecamatan Bleberan, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dari pusat Kota Yogyakarta, obyek wisata alam ini punya jarak sekitar 35 km. Akses menuju destinasi tersebut terdiri dari tiga jalur. Pertama Jl. Patuk – Dlingo, kedua Jl. Imogiri – Dlingo dan yang ketiga melalui Jl. Wonosari. Apapun pilihannya, sebaiknya memakai transportasi pribadi karena tidak ada bus umum yang melewati ketiga jalur tersebut, kecuali carteran.

Kondisi medan

Kondisi medan. Foto : Dok. pribadi

Dari tempat parkir kendaraan, pelancong harus jalan kaki lebih dulu sejauh sekitar 500 meter menuju Air Terjun Sri Gethuk. Meski agak menguras tenaga namun tidak usah terlalu khawatir karena medannya tidak terlalu curam. Hanya saja apabila datang saat musim hujan, tetap perlu berhati-hati karena jalannya menjadi sedikit licin.

Selama berjalan kaki, wisatawan akan melewati beberapa aliran sungai kecil yang kemudian mengumpul menjadi satu dan bermuara di atas air terjun. Selain itu terdapat hamparan sawah dan ratusan pohon kelapa dan berbagai spot menarik lainnya. Semua ini merupakan hiburan tersendiri bagi siapa saja yang melalui jalur ini, sehingga tidak menimbulkan rasa jenuh.

Daya tarik Air Terjun Sri Gethuk

Selanjutnya ketika sampai di tempat tujuan, pandangan mata akan langsung tertuju pada keindahan alami air terjun. Airnya meluncur sangat deras dari puncak bukit dan terdiri dari beberapa tingkat. Selanjutnya air terjun ini akan mengalir menuju muara di Sungai Oya yang terletak persis di bawah air terjun.

Jadi ketika berada di sini, wisatawan akan mendapat dua suguhan sekaligus yaitu air terjun dan aliran sungai yang sangat legendaris bagi masyarakat Yogyakarta. Selain itu tubuh juga jadi terasa segar bahkan sebelum tersentuh oleh air. Panoramanya tidak hanya memanjakan mata, tetapi juga mampu membuat pikiran jadi adem dan nyaman.

Penampakan air terjun. Foto. Dok. pribadi

Hanya saja jika ingin mendekati air terjun tersebut, butuh sikap yang lebih hati-hati karena jalannya berupa batu-batuan yang sangat licin. Akan tetapi dibalik itu semua, keberadaan batu-batuan ini justru mampu menghadirkan kesan yang semakin eksotis di sekitar area air terjun.

Bukitnya sendiri juga penuh dengan batuan karst dan ada yang berbentuk undak-undak, mirip ornamen alami yang biasanya terdapat dalam gua. Bahkan tidak sedikit wisatawan yang berpendapat jika batuan tersebut punya kesamaan dengan batu alam yang sering menjadi hiasan di rumah-rumah mewah.

Panorama Sungai Oyo. Foto. Dok. pribadi

Rugi rasanya apabila berlibur di tempat indah seperti ini, namun tidak menyertainya dengan kegiatan lain yaitu main air. Apalagi untuk mereka yang memiliki hobi renang di alam terbuka atau paling tidak membasahi diri untuk menyegarkan tubuh. Tidak usah takut karena air terjun dan air sungainya sangat jernih, bebas dari kotoran dan sampah.

Asyik untuk foto dan selfie

Asyik untuk foto dan selfie

Mengabadikan setiap momen dalam kegiatan wisata dan liburan sepertinya sudah menjadi suatu kewajiban. Bagaimanapun juga hal ini akan menjadi kenangan hidup. Untuk itu ketika berwisata ke Air Terjun Sri Gethuk, jangan lupa menyiapkan kamera atau smartphone untuk foto bersama atau selfie.

Di sini banyak sekali spot-spot menarik yang dapat dijadikan sebagai latar belakang pemotretan. Tidak sedikit yang memiliki nilai keunikan tersendiri karena tidak bisa menemukannya di daerah lain. Terlebih mengingat jika air terjunnya sendiri juga punya bentuk dan penampakan yang sangat istimewa.

Karena pengelolanya adalah masyarakat setempat, harga tiket masuk ke obyek wisata alam Air Terjun Sri Gethuk terbilang murah Rp. 10.000 per orang. Destinasi ini buka tiap hari dari jam 08:00 hingga 16:00 WIB. Fasilitasnya juga lumayan lengkap seperti area parkir, toilet, musola hingga warung makan dengan menu-menu tradisional.

jokoutomo

Selalu berpikir positif dalam segala hal.

Leave a Comment

View Comments

Share
Published by

Recent Posts

Gudeg Adem Ayem Solo, Lezat dan Menjadi Langganan Tetap Para Pejabat

Rumah Makan (RM) Adem Ayem Solo berhadapan langsung dengan rumah dinas walikota Surakarta atau Loji…

1 tahun ago

Kendati Sudah Mereda, Tips Wisata Usai Pandemi Ini Tetap Perlu Kalian Terapkan

Meski sudah ada pelonggaran, ada beberapa tips wisata usai pandemi yang perlu menjadi perhatian. Kesehatan…

1 tahun ago

Museum Sonobudoyo Yogyakarta, Asik Untuk Belajar Seni dan Budaya Nusantara

Di ujung selatan Jl. Malioboro, Yogyakarta terdapat titik nol kilometer kota tersebut. Di sini pula…

1 tahun ago

Liburan Mengasikan di Pantai Klayar Pacitan

Bagi pecinta kegiatan wisata alam, mengadakan acara liburan di Pantai Klayar Pacitan merupakan pilihan tepat.…

1 tahun ago

Alas Harum Bali, Wisata Desa Penuh Nuansa Hijau Menyegarkan Mata

Sebagai surga wisata dan terkenal dengan sebutan pulau dewata, Bali punya banyak sekali destinasi berkonsep…

2 tahun ago

Pasar Papringan, Belajar dan Merawat Kearifan Lokal di Kebun Bambu

Dalam bahasa Jawa, kata ‘papringan’ mempunyai arti sebagai kebun bambu. Karena itu sesuai dengan penyebutannya,…

2 tahun ago