Indonesia

Cerita tiga hari di Semarang

Perjalanan kali ini termasuk mendadak, dan sebenarnya sih bukan perjalanan wisata. Kamis kemarin saya baru dapat tugas dari kantor untuk pergi Jum’at siang ke Semarang. Tujuannya test POC salah satu vendor IT yang akan jadi mitra kerjasama. Jatah espeje dari kantor cuman sampe Saptu (nanggung banget gak sih?!). Makanya secara saya masih melajang dan tiada ada kegiatan apapun di Jakarta, jadilah inisiatip extend sampe Minggu. Nombokin hotel semalam gak apa-apa lah. Yang penting tiket pesawat pulang pergi dibayarin :D.

Agenda dari kantor sih cuman dua, POC sama ngewakilin kondangan salah satu officer yang nikah. POC hari Jum’at, dan ke resepsi nikahan besoknya. Tak disangka POC yang mulai dari jam 3 berakhir malem banget sampe jam 10 karena beberapa kendala. Jadilah hari itu bener-bener murni kerja (lah emang mo ngapain?).

Baru bisa jalan-jalan selepas acara resepsi siang hari. Itu pun dengan sedikit merajuk pada driver kantor. Pertamanya sih dipancing pura-pura nanya Sam Po Kong jauh gak? Lawang Sewu deket gak? hehe. Akhirnya beliau ngerti dan bersedia mengantar ke beberapa objek wisata. Namun wisata malam Minggunya saya jalan-jalan sendiri, eh berdua deng, sama Mas Rony, the becak driver, keliling Kota Lama dan Lawang Sewu.

Sam Po Kong


Ketika memasuki kawasan Sam Po Kong, saya terkagum-kagum. Gede banget ini klenteng, area-nya juga luas, serasa lagi jalan-jalan di Beijing, penuh nuansa merah (halah kayak pernah ke sana aja).

Ada yang bilang kalau Sam Po Kong sama Cheng ho itu orang yang sama. Ada juga yang bilang beda. Entahlah, mesti tanya ke ahli sejarah. Klenteng ini konon katanya dibangun untuk menghormati Laksmana China, Cheng Ho yang pernah mendarat bersama armadanya di Semarang. Entah kenapa yang dibangun malah klenteng, padahal Laksamana Cheng Ho sendiri kalau gak salah seorang muslim.

Simpang Lima


Mas Rony sama driver kantor pernah bilang kalau jantung kota Semarang itu ya Simpang Lima.
Menurut wikipedia:

Simpang Lima adalah sebuah lapangan yang berada di pusat kota Semarang dan merupakan pertemuan dari lima jalan yang menyatu, yaitu Jl. Pahlawan, Jl. Pandanaran, Jl. Ahmad Yani, Jl. Gajah Mada. dan Jl A Dahlan. Di sekitarnya berdiri hotel-hotel berbintang dan pusat perbelanjaan.Diantaranya Hotel Ciputra, Hotel Horison, Hotel Graha santika, Mall Ciputra, E Plaza, Plasa Simpanglima, Ramayana. Lapangan ini merupakan pusat keramaian warga Semarang setiap hari Sabtu-Minggu.

Jadi kalau mau kemana-mana patokan saya selalu Simpang Lima. Kebetulan hotel yang saya tempatin juga gak jauh dari sana, kalau lagi niat bisa jalan kaki kira-kira 10 menitan.

Kota Lama


Bukan cuma Jakarta yang punya gedung-gedung peninggalan sejarah Belanda jaman baheula. Semarang pun tak kalah dengan Kota Lama nya. Enaknya jalan-jalan di Kota Lama Semarang adalah, terasa aman walaupun jalan malam. Tidak ada wajah-wajah sangar atau pandangan liar dan nanar, deuh.
Jalan-jalan pake becak di Kota Lama serasa berada di sebuah kota di Eropa (kapan saya kesana?). Bangunan-bangunan antik di kanan-kiri, tampak megah walaupun kosong tak terawat. Gereja Blenduk yang katanya terkenal sampai ke mancanegara juga ada di kawasan Kota Lama ini.

Lawang Sewu


Penggemar Dunia Lain pasti sudah kenal banget tempat angker ini. Sudah pada tau juga kan kalau film Ayat-ayat Cinta ngambil setting Mesir-nya di Lawang Sewu? Pokoknya tempat ini udah terkenal banget deh. Pas kesana pertama kali bareng driver kantor, siang-siang, tapi cuman lewat aja. Meskipun cuma selewat, tapi tetep terasa kok angkernya 😀

Pas malam Minggu, setelah Kota Lama, bareng tukang becak saya cobain lagi kesana. Ternyata ada beberapa rombongan anak abegeh yang mau masuk, dianterin guide. Walaupun agak deg-degan saya pun memberanikan diri ikutan masuk, dianterin seorang guide yang bawa senter. Gak tau deh itu guide emang sengaja disediakan atau ilegal. Yang penting ada yang nemenin dan nerangin macam-macam hal tentang Lawang Sewu, bayar sekitar 10 rebu. Alhamdulillah gak ada kejadian seram apapun selama berada di dalam Lawang Sewu. Poto-poto yang saya ambil di dalam pun nampak normal (selalu ngeblur) dan tidak ada yang numpang masuk frame :D.

Mesjid Agung


Tadinya sih gak ada rencana ke mesjid ini. Namun karena Kota Lama dan Lawang sewu yang rencananya mau dijelajahi Minggu ternyata udah kelar dalam semalam. Jadilah hari Minggu jadwal saya kosong. Sementara pesawat pulang masih jam 5 sore. Selepas check-out dan menitip tas yang berat di loker hotel, saya pun meluncur dengan taksi ke mesjid Agung.
Lagi-lagi saya terperangah melihat luasnya komplek masjid dan megah bangunannya. Kayak mesjid-mesjid di negara mana gitu (negara mana ya?). Pokoknya keren banget deh. Ada menara pandang 19 lantai juga, yang bisa kita naikin dengan bayar 3 rebu, bisa melihat bangunan mesjid dan sekitarnya dari atas. Yah siap-siap aja ngantri lama, soalnya pengunjungnya lumayan bejubel.

Sekian hasil jalan-jalan dadakan di kota ATLAS, bener-bener kota Aman, Tertib, Lancar, Asri dan Sehat. Mantap lah.
Untuk info lebih lanjut tentang wisata Semarang silahkan baca-baca di Semarang Wikitravel.

anmsid

Mulai mencintai dan menikmati jalan-jalan setelah sembuh total dari penyakit akut mabuk kendaraan. Walaupun dulu lebih sering jalan sendirian, namun kini dia mengakui kalau jalan bareng istri ternyata lebih menyenangkan.

Leave a Comment

View Comments

  • Hohoho... keren oge poto2na... Salila 2 bulan PL di Semarang, bodohnya gw, ga pernah wisata ngubek2 semarang. Tapi malah jalan2 ke Borobudur, Jogja, Ambarawa. Eh Semarangnya sendiri kelewat. Dasar!
    Tapi kalu kota lama udah sih, secara naek kerata pulang pergi SBY-JK, loh kok, maksudnya JKT-SMG.

  • Eh Sep, di kota lama aya tulisan "DILARANG BERAK DI SINI!" teu...? :D
    Kocak..., tapi di ditu aya nu berak... Hehehe...8x

  • #1
    Wew, baheula PL di Semarang? Informasi & promosi wisatana masih eleh dibanding Jogja sigana mah.

    #2
    Henteu, euy di beulah mana nya? Peuting sih rada pararoek

  • salam kenal saya ikutan posting disini kebetulan jalan dan baca blog ini.
    Memang kota Semarang paling terkenal dengan Simpang lima nya dan Lawang sewunya yang sudah menjadi Icon kota Semarang bagi kebanyakan orang

Share
Published by

Recent Posts

Gudeg Adem Ayem Solo, Lezat dan Menjadi Langganan Tetap Para Pejabat

Rumah Makan (RM) Adem Ayem Solo berhadapan langsung dengan rumah dinas walikota Surakarta atau Loji…

2 tahun ago

Kendati Sudah Mereda, Tips Wisata Usai Pandemi Ini Tetap Perlu Kalian Terapkan

Meski sudah ada pelonggaran, ada beberapa tips wisata usai pandemi yang perlu menjadi perhatian. Kesehatan…

2 tahun ago

Museum Sonobudoyo Yogyakarta, Asik Untuk Belajar Seni dan Budaya Nusantara

Di ujung selatan Jl. Malioboro, Yogyakarta terdapat titik nol kilometer kota tersebut. Di sini pula…

2 tahun ago

Liburan Mengasikan di Pantai Klayar Pacitan

Bagi pecinta kegiatan wisata alam, mengadakan acara liburan di Pantai Klayar Pacitan merupakan pilihan tepat.…

2 tahun ago

Alas Harum Bali, Wisata Desa Penuh Nuansa Hijau Menyegarkan Mata

Sebagai surga wisata dan terkenal dengan sebutan pulau dewata, Bali punya banyak sekali destinasi berkonsep…

2 tahun ago

Pasar Papringan, Belajar dan Merawat Kearifan Lokal di Kebun Bambu

Dalam bahasa Jawa, kata ‘papringan’ mempunyai arti sebagai kebun bambu. Karena itu sesuai dengan penyebutannya,…

2 tahun ago