Desa Wisata Alas Harum Bali. Foto : Koleksi pribadi
Sebagai surga wisata dan terkenal dengan sebutan pulau dewata, Bali punya banyak sekali destinasi berkonsep budaya dan alam. Salah satunya adalah Desa Wisata Alas Harum yang terletak di Jl. Raya Tegallalang, DesaTegallalang, Kabupaten Gianyar.
Dari kawasan wisata terkenal lainya Ubud, destinasi ini hanya berjarak 15 km dan memerlukan waktu tempuh sekitar 30 menit dengan transportasi pribadi atau sewa. Sedangkan dari Denpasar butuh waktu sekitar 1 jam dengan jarak 40 km.
Satu hal yang perlu mendapatkan perhatian, sebagian besar jalan menuju objek wisata ini kecil saja, sehingga harus lebih hati-hati ketika berpapasan dengan kendaraan lain. Akan tetapi untuk urusan parkir, tersedia tempat yang sangat luas.
Usai membayar tiket masuk seharga Rp50 ribu per orang, wisatawan dapat langsung menikmati berbagai panorama indah. Pemandangan alam dengan sawah dan tanaman hijau menyegarkan mata merupakan suguhan utama yang terhidang di desa wisata ini. Sebagaimana desa lain yang ada di Bali, sawahnya berupa terasiring dan terlihat unik.
Di sini, pelancong dapat menyaksikan langsung kegiatan petani dari mulai menanam padi hingga proses panen. Semua menggunakan peralatan tradisional seperti cangkul, sabit dan sebagainya, tidak ada yang bernuansa modern. Termasuk juga pakaian yang dikenakan oleh para petani, selalu bergaya tradisional.
Sambil jalan kaki santai, pelancong akan menemui banyak sekali spot-spot foto yang sangat instagramable. Jangan heran dan perlu bersabar diri saat ingin melakukan sesi pemotretan karena harus menunggu dan antre dengan sesama pelancong. Terlebih jika datang pada hari libur.
Pekak Brayut dan Gorilla Face merupakan dua contoh dari sekian banyak spot yang selalu mampu memikat hati para pengunjung. Bentuknya berupa semacam ukiran batu ukuran raksasa dengan tampilan yang sangat unik menggetarkan hati. Ketinggiannya mencapai sekitar 4 meter serta lebar 12 dan 9,5 meter.
Sangkar burung buatan yang ukurannya teramat besar juga sangat layak jadi pilihan pemotretan. Desainnya terdiri dari berbagai bentuk dan tersebar di titik-titik strategis. Selain itu masih ada dancing bridge atau jembatan goyang sepanjang 35 meter di atas sungai dan persawahan.
Masih terkait dengan kegiatan jalan-jalan, tersedia pula glass floor atau lantai kaca. Di tempat ini pelancong dapat menyaksikan pemandangan alam yang ada di bawah kaki atau sekitarnya di atas lantai dari kaca bening setebal 6 cm. Jangan takut, konstruksinya sangat kuat menopang beban pengunjung.
Selanjutnya bagi pelancong yang suka uji nyali dan melakukan kegiatan ekstrim, Desa Wisata Alas Harum Bali menyiapkan lengkap fasilitas tersebut. Mulai dari swing atau ayunan, couple swing, extreme atau super extreme swing, flying fox hingga sky bike atau bersepeda.
Saat melakukan semua kegiatan tersebut, wisatawan seakan-akan terbang ke angkasa dan selalu menghadirkan perasaan berdebar-debar. Akan tetapi pada sisi lainnya tentu akan mampu memunculkan sensasi pengalaman yang tak mungkin terlupakan seumur hidup.
Meski harus membayar lagi antara Rp150 ribu hingga Rp450 ribu bagi setiap wahana, tidak akan ada ruginya sama sekali. Terlebih saat melakukannya bersama teman atau keluarga maupun orang terkasih.
Kemudian apabila merasa lapar, jangan langsung keluar begitu saja dari Alas Harum. Banyak sekali menu pilihan yang tersedia di counter restoran seperti aneka masakan khas Bali, hidangan nusantara dan internasional. Di sini pula wisatawan juga memiliki kesempatan belajar membuat minuman teh dan kopi dengan cita rasa yang bervariasi.
Jadi jangan tunggu lama lagi, segera meluncur atau terbang ke Bali lalu singgah ke Desa Wisata Ala Harum. Destinasi ini buka setiap hari dari pukul 09:00 WTA hingga 19:00 WTA. Tapi khusus hari Minggu bisa melayani pengunjung sampai 20:00 WTA.
Rumah Makan (RM) Adem Ayem Solo berhadapan langsung dengan rumah dinas walikota Surakarta atau Loji…
Meski sudah ada pelonggaran, ada beberapa tips wisata usai pandemi yang perlu menjadi perhatian. Kesehatan…
Di ujung selatan Jl. Malioboro, Yogyakarta terdapat titik nol kilometer kota tersebut. Di sini pula…
Bagi pecinta kegiatan wisata alam, mengadakan acara liburan di Pantai Klayar Pacitan merupakan pilihan tepat.…
Dalam bahasa Jawa, kata ‘papringan’ mempunyai arti sebagai kebun bambu. Karena itu sesuai dengan penyebutannya,…
Museum merupakan objek wisata yang penuh dengan muatan sejarah dan pendidikan di mana kalian sangat…
Leave a Comment